Lima Novel Indonesia Sukses di Seluruh Dunia

Lima Novel Indonesia Sukses di Seluruh Dunia

March 3, 2021 Off By Henry

Lima Novel Indonesia Sukses di Seluruh Dunia – Novel adalah salah satu bentuk hiburan tertua dalam sejarah manusia. Dulu, banyak orang menggunakan novel sebagai sarana hiburan ketika gadget dan internet belum ditemukan. Sejak jaman dahulu, penulis terkenal telah secara teratur menerbitkan karyanya untuk konsumsi publik.

Banyak novel yang ditulis oleh sastrawan asing ternama, namun karya sastrawan Indonesia kurang begitu menarik. Sebagai bentuk rasa syukur dan cinta untuk kampung halaman kami, dan untuk merayakan Hari Buku Nasional, kami membaca dan membenamkan kembali diri kami dalam beberapa novel anak-anak kampung halaman yang terkenal di dunia.

  1. Laskar Pelangi – Andrea Hirata

Lima Novel Indonesia Sukses di Seluruh Dunia

Sekitar 10 anak bersekolah di SD Muhammadiyah di Laskar Pelangi dan semua fasilitas terbatas. Namun, Bo Moss terus menyuntik semangat anak-anak untuk belajar. Bersama-sama, mereka berjuang untuk membuktikan bahwa pembatasan tidak dapat mencegah mereka bersaing dan berkembang dengan anak usia sekolah lainnya. Dicetak dalam 25 bahasa, novel ini menjadi salah satu buku terlaris di dunia. Selain asyik menulis, kisah anak-anak Billiton juga bisa disaksikan di bioskop.

  1. Ronggeng Dukuh Paruk – Ahmad Tohari

Novel ini menggunakan adegan-adegan dari tahun 1960-an untuk menceritakan tentang seorang penari lari bernama Serentiel. Tidak ada yang mengajarinya bernyanyi atau menari Longen, tapi Slintil melakukannya dengan hampir sempurna. Buatlah seseorang percaya bahwa roh Indane telah memasuki tubuh Anda. Selain membicarakan Serentiel dan Lasas, teman masa kecilnya. Novel tersebut juga merekam tragedi 1965. Serentiel dan kelompoknya sangat terpukul karena Serentiel dan para pembantunya dikenal sebagai “seniman rakyat”.

Novel terbitan 1982 itu menanyai pengarang Ahmed Tahari tentang karyanya, termasuk kisah komunisme. Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Belanda. Pada 2011, sutradara Eva Alfnicia memfilmkan novel “Sang Binary”.

  1. Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan

Novel karya Squid Kurniawan ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Rebecca Ota dengan judul “Kazuo Miwa”, dan novel tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh New Directions di New York. Sorotan cerita ini adalah Dewey Ayew, seorang wanita cantik dengan campuran darah Indonesia dan Belanda. Seorang pelacur memaksanya melahirkan tiga anak yang orang tuanya tidak diketahui. Kecantikannya diturunkan kepada putranya, tetapi bukan kebahagiaan yang dia rasakan, melainkan sakit hati karena ketiga anaknya bernasib sama dengannya ketika dipaksa menjadi pelacur. Dewey Ayo adalah kehamilan keempatnya, dan kali ini bayinya terlihat jelek dan semoga Tuhan berbahagia. Pada saat itu, bocah lelaki itu bernama Cantik dan ingin putra keduanya tidak beruntung, tetapi itu sulit dicapai.

  1. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck – Haji Abdul Malik

Novel karya Buya hamka ini menceritakan kisah cinta sepasang suami istri yang harus dilanggar oleh aturan adat di tanah Minangkabau. Zainuddin adalah anak yatim piatu yang tidak dianggap sebagai keturunan atau nenek moyang orang Minangkabau, dan almarhum ayahnya adalah warga negara Minangkabau. Sedangkan hidupku berasal dari Minang, yang memiliki asal usul yang mulia. Aturan ini mencegah dua orang ini untuk berpartisipasi. Yang pasti, novel ini pertama kali ditulis sebagai serialisasi majalah yang dikelola oleh Hamanaka sendiri. Selain novel yang dianggap sebagai karya terbaik Hamka ini, juga telah diterbitkan dalam bahasa Melayu, dan sejak tahun 1963 anak-anak sekolah Indonesia dan Malaysia diwajibkan untuk membaca.

  1. Tetralogi Pulau Buru – Pramoedya Ananta Toer

Tetralogi Pulau Buru berisi empat novel karangan Pramoedya Ananta toer yang diterbitkan antara 1980 dan 1988. Dengan terbitnya pesan Marxis-Leninis, novel itu juga kontroversial dan dilarang selama beberapa waktu. Buku-buku ini terdiri dari buku Bumi Manusia, anak-anak segala bangsa, buku langkah kaki dan rumah kaca, dan menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi di awal kebangkitan bangsa Indonesia.