3 Novel Sejarah Indonesia Terbaik
Bibliophilicbookblog – Buku sejarah Indonesia bisa menjadi bacaan yang disukai, sebagian besar orang-orang. Pasalnya, dengan mendengarkan cerita fiksi, pembaca bisa mempublikasikan cerita Indonesia entah dari tokoh yang terkenal atau peristiwa-peristiwa bersejarah.
Membaca sejarah di novel Indonesia juga merupakan cara yang bagus untuk belajar mengenai sejarah. Yang terpenting, ada perbedaan dan cara menulis sebuah peristiwa sejarah yang tidak hanya bersifat teknis dan kaku, tetapi juga imajinasi sebagai karya fiksi.
Penasaran dengan sejarah yang ada di Indonesia? Sebelum masuk ke daftar novel terbaik, anda perlu mengunduh aplikasi membaca novel agar anda dapat membaca novel di ponsel anda. Berikut 3 cerita sejarah Indonesia terbaik untuk dibaca.
Novel Terbaik di Indonesia Untuk Dibaca
1. Pasar
Buku pertama adalah Kuntowijoyo Pasar, pertama kali diterbitkan pada tahun 1990-an dan terkadang dicetak ulang. Cetak ulang buku ini mencerminkan refleksi Kuntowijoyo atas karyanya dengan cara yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.
Pasar Romano adalah pasar lokal di Jawa pada tahun 1970. Saat itu, masyarakat terbagi dalam kelas keluarga yang berbeda dan hal ini dijelaskan dengan jelas dalam cerita ini.
Tokoh utama dari cerita ini adalah mentri yang mewakili kelas Priyai. Sepanjang sejarahnya, ia telah dikaitkan dengan tiga bagian masyarakat lainnya, termasuk birokrat, masyarakat umum, dan pemodal.
Tidak diketahui apa yang terjadi pada Kuntowijoyo, namun ia bukan hanya seorang sastrawan terpercaya, tetapi juga seorang ilustrator yang memberikan andil dalam kegiatan akademik dan kesusastraan.
Baca Juga : Impeachment, Pertama Kalinya Berkeliling
2. Tetralogi Buru
Kalau bicara sejarah Indonesia, namanya Pramoedya Ananta Toer. Karya Pramoedya mengandung pengetahuan sejarah, serta penelitian dan interpretasi yang akurat. Tak heran jika Pram adalah sejarawan Indonesia terbaik yang pernah ditemukan.
Karya-karya Pram yang paling terkenal adalah Tetralogi Buru, juga terkenal dengan cerita-cerita yang ditulis selama tinggal di pulau Buru, seperti Bumi Manusia, Anak-anak Segala Ras, Anak Tangga, dan Rumah Kaca.
Bumi Manusia (kisah yang baru difilmkan) bercerita tentang Minke, seorang pemuda dengan banyak keturunan yang berusaha untuk keluar dari kekangan dan ke jawaan yang dimilikinya.
Dia sedang berjuang dengan budaya kolonial atas dan tidak menyerah kepada keluarga dan orang tuanya. Anak-anak dari seluruh dunia menceritakan kisah kehidupan Minke yang menyadari telah melakukan kesalahan dalam menangkan sudut pandang.
Keadaan berubah dari meninggalnya istri Minke, Annelies Mellem, seorang perempuan Indonesia-Belanda. Di akhir cerita, Minke tidak lagi mengagungkan Belanda dan sebagian besar Eropa.
Penduduk asli Minke terus melakukan upaya untuk melawan Belanda. Ia memperjuangkan koran Medan Prijaji untuk mendukung masyarakat. Selain itu, Minke bekerja keras untuk mengajak masyarakat pribumi membantunya.
Karya terakhir Tetralogi Buru adalah Rumah Kaca, ceritanya tidak diceritakan ke Minke, tapi polisi harus menemani Minke. Dan ternyata polisi tersebut adalah pribumi yang bernama Jacques Pangemana.
Jacques adalah pria yang mengagumi karakter Minke dan membuat bimbang saat penggerebekan. Sudahkah anda mempertimbangkan sifat dari cerita Pramoedya terakhir?
3. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
Selain itu, meninggalnya kapal Van der Wijck, merupakan novel sejarah Indonesia yang terkenal, Buya Hamka. Di era kolonial, cerita ini menceritakan kisah cinta segitiga antara Zainuddin, Hayati dan Aziz yang menyebabkan kehancuran adat istiadat dan tradisi selama era Eropa.
Zainuddin adalah seorang pemuda bugis yang merantau di Minang ia tidak bisa menikah dengan gadis Minang yang dicintainya. Hayati yang sebelumnya telah berjanji dengan Zainuddin untuk terus bersamanya harus pergi karena perjodohan dengan Aziz.